MY
3D 2N IN SINGAPORE
Kali ini saya
kembali memberikan pengalaman travelling ke Singapore (again). Travelling
sendirian di Negara Singa. Seru? Pasti..!! Cekidot..
Akhir Oktober
2013 sebenarnya saya sudah melakukan travelling ke Singapore. Alone and only
for one day. Kegiatan disana hanya memutari daerah Marina Bay, Sentosa Island,
Bugis dan Changi, sekedar refreshing saja. Awalnya ingin menginap satu malam,
tapi naluri keibuan saya memberontak ^_^
Rencana awal,
saya ingin kembali ke Singapore bulan Januari 14. Tapi kebetulan saya mendapat
info dari teman di Singapore, jika Glenn Fredly menggelar konser CINTA BETA di Singapore tanggal 29
November 2013. Jadilah saya membuat rencana untuk travelling kembali ke
Singapore selama tiga hari ; 28-30 November 2013. Planning ini sudah mendapat ijin dari suami tercinta.. Beliau bersedia mengambil cuti kantor selama 2 hari, untuk mengurus rumah dan menjaga 2 jagoan kami.
Untuk
keperluan tiket pesawat PP dan hotel, seperti biasa, saya memesan secara
online. Untuk tiket konser, saya memesan langsung di sistic.com secara online, dengan bantuan teman yang berdomisili di Singapore (makaciiih my dear Aughie).
PP dengan Airasia. Untuk hotel, yang biasanya saya menginap di 85 Beach Garden
hotel atau Park View hotel, daerah Bugis, kali ini saya ubah haluan ke daerah
Chinatown. Wanna try something new ^_^
Jujur, kali
ini saya ingin merasakan travelling sebagai backpacker sejati, yang salah
satunya, menginap di hostel/losmen. Ingin merasakan tidur dengan orang asing di
dalam satu kamar. Tapi sesama wanita yaaa.. Setelah mendapat beberapa review dan informasi dari
rekanan di Singapore, akhirnya saya memilih Beary good hostel, Chinatown, di 16
Upper Cross Street. Tiket pesawat PP, tiket hostel dan
tiket konser already done.. It’s time to go…. Yippiiiii…
# DAY 1 #
Sejak setahun lalu saya pindah rumah ke daerah Tangerang. Hal inilah yang
menguntungkan saya, karena jarak antara rumah dan bandara Soeta menjadi dekat.
Penerbangan ke Singapore jam 11.20 WIB. Karena sudah melakukan check in sehari
sebelum keberangkatan, saya tiba di bandara Soeta jam 10.30 WIB. Cukup waktu
untuk membayar airport tax di pintu masuk boarding.
Karena
keberangkatan dari Cengkareng sempat mengalami delay, saya tiba di bandara
Changi jam 14.50 waktu Singapore. Padahal seharusnya bisa tiba sekitar jam
14.20. Setiba di bandara Changi saya langsung menuju water tap untuk mengisi
botol air minuman yang sengaja saya bawa dalam keadaan kosong. Untuk bekal saya sampai sore hari di Singapore. Dari Terminal 1, saya langsung menuju ke Terminal 2 untuk
menuju ke station MRT (dengan sky train). Kali ini saya tidak mampir ke Staff
Canteen, padahal ini salah satu tempat makan favorit saya di bandara Changi, selain murah, pilihan dan harganya pas.
Kemeriahan di bandara Changi menjelang Natal
Sayangnya
saya tiba di bandara Changi terlalu sore, hingga tidak bisa membeli STP (standard ticket pass) MRT di bandara Changi. Akhirnya saya harus rela bolak balik ke mesin
ticket MRT untuk pembelian ticket standard. Tujuan pertama saya ke Outram Park,
yaitu untuk membeli STP selama 2 hari, sebesar SGD 26. Saya sengaja tidak
membeli paket untuk 3 hari, karena hari pertama pasti tidak terpakai secara full, berusaha menghemat dana ^_^.
Dari bandara
Changi, transit di Tanah Merah, lanjut ke green line (jalur hijau) arah Joo
Koon, saya berhenti di inter change Outram Park untuk membeli STP dan pindah ke
purple line (jalur ungu) arah Harbour Front.
Sesampai di
Harbour Front, saya ganti ke Circle Line (kuning) menuju How Par Villa. Turun
langsung di station MRT How Par Villa. Beberapa kali ke Singapore, baru kali
ini saya ke How Par Villa, karena sebelumnya browsing dan ternyata dari
foto-fotonya, tempat ini unik. Sesampai di How Par Villa, teman saya yang
berdomisili di Singapore sudah menunggu. Saat itu sekitar jam 17.00. This is
it..
Ini tulisan How Par Villa, di luar di tepi jalan,
pas sekali di sebelah station MRT
Gapura di How Par Villa
Jalanan
yang menanjak, sebelah kiri dan kanan dihiasi ornament dan bangunan khas China,
yang bercerita tentang sejarah China. Saya mencoba mengingat-ingat, apakah ada
tempat seperti ini di Indonesia? Hmmm, no place like this in Indonesia.
Melihat patung ini saya teringat Bali
Ada patung Liberty di How Par Villa
Ini dia, yang paling terkenal, Budha
Laughing, patung Budha tertawa.
Di setiap patung atau bangunan itu ada ceritanya
loh.
Sekitar
jam 18.00 lewat, kami akhirnya keluar dari How Par Villa. Saya dan teman
membuat janji untuk bertemu kembali besok. Thanks sudah menemani, bunda Rini PL.
Hari ini enough..!! Badan ini ternyata tidak sanggup, berjalan lama dengan membawa tas ransel di punggung yang lumayan berat.
Hari ini enough..!! Badan ini ternyata tidak sanggup, berjalan lama dengan membawa tas ransel di punggung yang lumayan berat.
Dari
How Par Villa, saya langsung menuju ke Beary Good Hostel di Chinatown. Tepatnya
di 16 Upper Cross Street, Chinatown. Andai saja badan ini tidak terlalu letih,
saya pasti akan mengunjungi tempat lain, baru check in di hostel. Andaaaaiiii…
Keluar
dari Station MRT Chinatown, saya memilih keluar di exit A, jalan Pagoda &
jalan Temple. Saya ingin menyusuri jalan yang selalu ramai pengunjung ini, yang
ingin membeli souvenir khas Singapore.
Pagoda Street
Sri Mariamann Temple at night
Jamee Mosque at Chinatown
Finally, tibalah saya di
hostel. Sekitar jam 19.30 malam. Saya langsung menuju ke receiptionist yang
menyambut saya dengan ramah. Di hostel ini, saya tidur di kamar untuk delapan
orang wanita. Tapi kebetulan ketika saya datang, hanya ada empat orang,
termasuk saya. Untungnya, ada kamar mandi di dalam kamar tidur, jadi saya tidak
terlalu repot keluar masuk kamar tidur jika ingin ke kamar mandi bersama, di
luar kamar.
Disini ada
fasilitas pantry/dapur, bisa memasak sendiri, menyetrika, hair dryer, access
internet/wifi, yang bisa digunakan secara bersama-sama. Oh iya, disini semua
tamu wajib untuk mencuci bekas barang yang dipakai, seperti piring dan gelas.
It’s okay lah, yang penting tempat ini hommy, clean and safe.
Ini
pengalaman pertama saya menginap di hostel/asrama/losmen di Singapore, karena
biasanya menginap di hotel. Daerahnya pun hanya seputar di Bugis saja. Jadi,
tidur di sini lumayan bisa mendapat pengalaman baru. Teman sekamar saya ada
dari China, Philipine dan Jakarta. Lumayan, jadi saya bisa melatih bahasa
Inggris saya melalui obrolan dengan mereka. But something missing tonight, homesick,
I miss my boys T_T
Tempat yang dikunjungi hari pertama
1.
How Par Villa
2.
Chinatown
Perkiraan biaya yang keluar hari pertama sekitar SGD 35 atau sebesar Rp.350.000,-
# DAY 2 #
Karena
terbiasa bangun pagi, di Singapore pun begitu. Jam 06 pagi saya sudah bangun.
Langsung mandi, sarapan (mulai jam 06.30) di hostel. Kebetulan disini mendapat
sarapan pagi berupa roti dan sereal, self
service. Sarapan sambil chating dengan suami saya di Indonesia. Jam 08.00
saya langsung keluar hostel untuk mengelilingi Singapore. Tapi kali ini hanya
setengah hari. Karena jam 16.00 saya sudah harus berada di hostel kembali untuk
persiapan menonton konser Glenn Fredly di Buona Vista.
Dari hostel
saya menyempatkan kembali berkeliling di Chinatown sebentar untuk membeli
oleh-oleh. Karena lumayan berat, plastic berisi oleh-oleh itu saya titipkan di
toko tempat saya membeli. Saya berjanji untuk mengambil barang kembali sekitar
jam 17.00 sore.
Budha Relic Temple
Sri Mariamann Temple di siang hari
Setelah puas
mengelilingi Chinatown, saya langsung menuju ke Chinese Garden. Disinilah salah
satu tempat yang selalu membuat saya kangen dan ingin selalu ke Singapore.
Entah kenapa, saya selalu terkagum dengan taman ini. Mungkin karena di
Indonesia tidak ada ya. Diantara gedung tinggi di tengah kota, taman ini
berada. Tempat yang asri. Cocok sekali untuk refreshing, olah raga maupun hanya
sekedar foto-foto. Chinese Garden, here I
come again…
Jalan setapak dari pintu keluar MRT, langsung ke
Chinese Garden. Indah ya.
Japanese Garden.. So beautiful.
Teduh kan..
White Bridge, yang menghubungkan antara Chinese Garden dan Japanese Garden
Taman di tengah kota.. See..
Tempat ini bisa untuk kita beristirahat atau
hanya sekedar duduk untuk melihat lihat
Salah satu patung binatang di Chinese Garden, ada
babi, kelinci, anjing, dll
Twin Pagoda
Setelah puas
mengambil banyak foto dan berkeliling, dengan berat hati saya akhirnya meninggalkan tempat ini.
Dari sini saya menuju ke interchange MRT Dhoby Ghaut untuk bertemu dengan
teman, yang akan menemani ke Marina Bay. Di Dhoby Ghaut saya menyempatkan untuk
menukar kurs Rupiah ke SGD. Huaaa, ternyata SGD 1 mencapai Rp.10.000,- Saran saya, jangan menukar disini. Jika
terpaksa, tukarlah di Lucky Plaza, Orchard. Disitu lebih murah.
Station MRT di Dhoby Ghaut. Rapih dan bersih ya.
Finally, saya
bertemu dengan teman saya ; bunda Rini PL, dan kami langsung menuju ke Gardens by the bay di
Marina. Kami tetap naik MRT untuk menuju kesana. Seluruh transportasi saya
sudah di back up oleh STP (standard tourist pass). Lebih murah, tidak repot
mengantri di ticket machine dan lebih menguntungkan. Bisa untuk pemakaian MRT
dan Bis.
Here Iam.. at Marina Bay Sands.
Yippiiii,
kami tiba di Gardens by the bay. Jalan keluar MRT menuju Gardens by the bay
lumayan juga untuk berjalan kaki, melewati Marina Bay Sands. Sebenarnya kami
ingin masuk ke dalam sini, dengan membayar ticket sebesar SGD 25, tapi saya
kurang tertarik. Biarlah kami hanya berfoto-foto diluarnya saja, sudah cukup.
Wow, dari kejauhan saja, pohon buatan setinggi 50
m ini sudah menarik perhatian
Narsis sebentar di atas jembatan Dragonfly Lake.
Beauty view.
Diantara Marina Bay Sands, Singapore Flyer dan
Gardens By The Bay
So beautiful..
Teriknyaaaaa….
Berfoto dimanapun pasti cantik.
Rumah Jamur. Disini ada suaranya jamur loh.
Untuk naik kejembatan yang menghubungkan antar
pohon itu kita harus membayar ticket sebesar SGD 20. Lagi-lagi saya tidak mau.
Bukannya apa, dibawah saja panas, apalagi harus berada di atas. But, next time,
saya akan naik ke jembatan itu.
Me with my friend, bunda Rini PL, yang ternyata lebih kuat dari saya, yang selalu bilang 'panaaasss'
Dragonfly lake.. so beautiful.
Oh iya, jika
malas berjalan kaki, kita bisa menaiki bus travel seputaran dengan native
speaker untuk guidenya. Biayanya sekitar SGD 2. Saya lebih tertarik berjalan
kaki saja, bisa sekalian foto-foto dan melihat-lihat tanaman yang ada di sana.
Selesai
dari Gardens by the bay, kami mampir sebentar di Marina, ingin melihat whising
wheel. Ho ho ho, benar juga, Singapore itu kaya akan teknologi dan inovasi.
Bayangkan saja, di dalam mall, mereka bisa membuat aliran seperti sungai kecil,
dimana kita bisa menaiki perahu untuk mengelilingi sungai buatan itu.
Hebat yaa.. suasanya seperti di luar saja.
Sejuuuk..
Nah ini dia whising whell, dari atas atau luar.
Dari sini kita bisa melempar koin sambil berharap sesuatu. Yaah, untuk
kebenarannya, kembali lagi pada pribadi masing-masing, believe it or not.
Sebelum
ke Station MRT, kami mampir dulu ke pinggir river Marina, untuk melihat-lihat
pemandangan. Nah, saat kami keluar, cuaca mulai mendung. Pas sekali. Kami hanya
melihat pemandangan ke Esplanade dan Merlion Park. Saya tidak menyeberang ke
Merlion Park ataupun Raffless, sudah sering dan saya tidak berniat untuk
berfoto-foto di Merlion Park. Pasti banyak pengunjung disana. Saya lebih suka
suasana yang lebih tenang.
View-nya memang bagus dan indah.
Kami
melanjutkan perjalanan ke Little India, untuk makan nasi briyani di tempat
langganan. Nasi Briyani, here I comeeee..
so hungry.
Anguilia Mosque
Nasi Briyani.. entah kenapa I love this
food. Porsinya besar boouw..
Setelah
perut kekenyangan, kami melanjutkan ke Mustofa Centre untuk berbelanja sedikit
oleh-oleh, terutama cokelat. But it was rainy. Dari Mustofa Centre saya dan
teman berpisah di Dhoby Ghaut. Saya melanjutkan ke hostel di Chinatown dan
teman saya melanjutkan ke rumahnya di Serangon. Thanks sudah menemani, bunda Rini PL. Can't wait to come again to Singapore and see you.
Saya
tiba sekitar jam 15.30 di Chinatown, mengambil barang belanjaan saya yang
dititip di toko dan langsung menuju hostel. Langsung mandi, dandan yang cantik
dan langsung kembali keluar hostel, menuju Buona Vista untuk menonton konser. Glenn Fredly, here I comeeeee.
Saya
dan teman (berbeda dengan yang sebelumnya) membuat janji bertemu di station MRT Buona
Vista. Finally, kami bertemu juga. Yippiii.. Semua hal terasa begitu mudah di
Singapore. Keluar dari Station MRT Buona Vista, kami langsung menuju ke Vista Art Centre. Petunjuk di sini begitu
mudah, jadi kita tidak akan tersesat.
Untuk
mengisi waktu yang masih sekitar 2 jam lagi menuju konser, kami sempat makan di
Texas Fried Chicken. Hmm, like I told you, kenapa yaa, fast food yang juga ada
di Indonesia, disini terasa lebih enak. Mulai dari burger, kentang, sampai ayam
gorengnya. Harganya memang lebih mahal. Untuk 1 paket (burger, kentang dan
coke) plus kentang dan 1 coke, kami harus membayar SGD 12 atau sekitar Rp.
120.000,- Benar tidak ya, dear Aughie..?
Suasana Natal yang begitu terasa kental
disini.
Di mall pun ada burung yang masuk.
Me with my friend, dear Aughie.
Andai di Indonesia ada gedung seperti ini.
Woow,
ternyata memang Singapore itu Negara yg benar-benar disiplin. Sampai acara
konser pun begitu. 30 menit sebelum acara dimulai, escalator menuju hall baru
dibuka. Sesampai di hall pun disertai dengan pengecekan yang super ketat.
Acara
konser dimulai. Kebetulan pengunjung yang datang tidak full. Jadi untuk
pengunjung yang membeli tiket festival diberikan tempat duduk VIP. Untungnya,
kami mendapat tempat duduk yang hanya berjarak 6 baris ke depan panggung.
Yippiii.. Gleeeenn, saya jadi bisa memandangimu dengan puaasss..
Acara
konser pun dimulai. Tepat jam 20.00 malam. Tidak rugi saya jauh-jauh dari
Indonesia untuk melihat konser ini. Mendengar suara dan penampilan Glenn Fredly
dan Tompi sebagai bintang tamu saja sudah membuat saya terkesima dan terpesona.
Padahal pengunjung yang lain bisa sambil ikutan bernyanyi dan bergoyang.
Vocal dari Glenn Fredly, Tompi dan 2 orang penyanyi pembuka sangat bagus.
Sekitar
jam 22.30 malam acara konser selesai. Im satisfied. Saya dan teman segera
menuju ke station MRT. Tadinya saya ingin menumpang taxi ke hostel, tapi tidak
seru rasanya jika tidak merasakan naik MRT di malam hari di Singapore. Ternyata
benar, sampai di station MRT Buona Vista, masih banyak penumpang. Saya
melanjutkan perjalanan ke hostel dan teman pulang kerumahnya di Sommerset,
Orchard.
Tidak
ada rasa takut naik MRT di malam hari di Singapore. Jalan dari station MRT ke
station MRT, sampai pada jalan Pagoda dan Temple di daerah Chinatown sekitar
jam 23.00 pun aman-aman saja. Berbeda dengan di Indonesia ya, khususnya di
Jakarta. Jujur, jika di Indonesia, saya hampir tidak pernah naik transportasi
umum. Bukan sombong tapi memang masih sulit untuk menghilangkan rasa takut di
tengah kriminalitas yang semakin tinggi. Jadi, saya sangat menikmati
transportasi umum di sini. Hanya disini saya berani naik transportasi umum.
Semoga di Indonesia sebentar lagi bisa meniru ketertiban, kebersihan dan
keamanan seperti di Singapore. Semoga.
Suasana malam di Upper Cross Street,
Chinatown, pas di depan Beary Good Hostel.
Hostel tempat menginap. Beary best atau Beary
good sama saja. Ada Beary nice hostel (mungkin satu perusahaan), yang terletak
di Pagoda street, tepat di sebelah kiri setelah keluar pintu exit A MRT
Chinatown. Berseberangan dengan 5foot way hostel. Dari posisi, Beary good
hostel tempat saya menginap memang lebih jauh, sekitar 150-200 m dari station
MRT.
Sesampai di hostel, sekitar jam 23.30
malam, saya langsung beristirahat. Seharian jalan-jalan cukup menyita tenaga. It’s time to sleep.
Tempat yang dikunjungi hari kedua
1.
Chinatown
2.
Chinese Garden
3.
Marina Bay
4.
Gardens By The Bay
5.
Little India
6.
Buona Vista
7.
Vista Performance Art Centre
Perkiraan biaya yang keluar hari kedua sekitar SGD 60 atau sekitar Rp.600.000,-
# DAY 3 #
Walaupun hari
pertama dan kedua hari yang cukup melelahkan, tetap saja saya semangat untuk
bangun pagi. Berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin di Singapore. You know what? For me, 2 or 3 days in
Singapore are never enough.
Hanya saja,
pagi ini saya harus membereskan semua bawaan saya. Agar nanti perjalanan ke
bandara Changi tidak terlambat. Pesawat saya tujuan Jakarta take off jam 20.45
malam, jadi sekitar jam 18.00 saya sudah harus menuju ke bandara Changi.
Setelah
melihat barang bawaan saya yang cukup banyak ; 1 tas ransel punggung, 1 tas
selempang dan 2 tas tenteng oleh-oleh, saya sempat illfeel juga. Mau naik taxi
ke bandara Changi tapi saya harus tetap ke station MRT untuk memulangkan kartu
STP dan mengambil deposit. Sayang jika deposit sebesar SGD 10 atau sekitar
Rp.100.000,- Akhirnya, dengan Bismillah saya memantapkan ke bandara Changi
dengan MRT.
Karena waktu
masih banyak, saya memutuskan bertemu teman saya kembali ; dear Aughie, di Orchard. Sekitar
jam 09.00 pagi saya check out dan menitipkan semua bawaan saya ke receiptionist
hostel. Saya pun mendapat deposit kembali sebesar SGD 10
Saya kembali
memutari Chinatown dan Clark Quay dengan berjalan kaki. Melihat pemandangan
yang memang menurut saya menarik. Saya pun kembali menyempatkan untuk membeli
pesanan suami saya, yaitu lonceng kecil di Chinatown. Harganya murah, hanya SGD
1, taaapiiii, penjualnyaaa, haddduuuuh judeeess sekali. Setiap saya melewati
tempat ini jika ke Chinatown, selalu teringat wajah dan suaranya. Wajah yang
jutek dan suara yang kencang karena selalu mengomel jika ada pembeli yang hanya
bertanya-tanya. Untungnya wanita ini hanya bisa bahasa China, jadi saya tidak
mengerti dia mengomel tentang apa.
Di depan
Budha Relic Temple, Chinatown saya menyempatkan membeli es krim potong.
Harganya SGD 1.2, but it’s okay, masih saja murah.
Apalagi dengan rasanya yang yummmmyyyy… Ini salah satu camilan yang membuat
saya kangen Singapore. Apalagi ketika ke Marina saya tidak sempat mampir ke
jembatan di Esplanade. Karena biasanya saya membeli es krim potong disitu.
This is it.. My favourite ice cream.
Penjualnya pun sampai tidak terlihat. Karena
banyak yang membeli.
Budha Relic Temple. Banyak turis dari mancanegara
datang kesini.
Dari
Chinatown, saya menuju Somerset, Orchard Road. Janji bertemu dengan dear Aughie di depan butik Cotton On, Orchard Road. Disini barang-barang yang ditawarkan
lumayan bagus. Banyak pembeli dari Indonesia. Cardigan hanya dipatok sebesar
SGD 30, buy 1 get 1 free. Sayangnya, saya tidak tertarik untuk membeli, walau
ada hasrat untuk berbelanja. Tapi semua itu saya pendam. Saya tidak bisa
membayangkan pulang dan menuju bandara Changi, sendirian dengan barang bawaan
yang begitu banyak dan pastinya berat. Nantilah, jika kesini dengan suami saya,
baru saya puaskan untuk shopping.
Akhirnya saya
bertemu dengan teman saya, my dear Aughie. Kami lunch di resto Ayam Penyet Ria,
Lucky Plaza. Rasanya pas sekali. Hampir mirip dengan ayam penyet di warung
penyet, di Bugis, langganan saya. Bedanya, di Ayam Penyet Ria banyak sekali
menu yang ditawarkan, ada es campur, bakso, empal, dll. Thanks for the lunch, dear Aughie.. Next gantian yaaa, dirimu ke Indonesia, diriku akan service dirimuuuu.
Setelah makan
siang, kami menyempatkan untuk mengelilingi Lucky Plaza dan 313 Somerset, untuk
mencari tas titipan Umi saya. Just information, disini tidak ada barang KW 1, 2
atau KW super. Perbedaannya hanya di merk saja, yang branded atau bukan.
Akhirnya, tas titipan dapat juga. Lumayan, dapat discount, dari SGD 120 menjadi
SGD 58. Bukan barang branded tapi kualitasnya lumayan bagus. Barang butik pula.
Akhirnya, dengan
berat hati saya berpisah dengan teman saya. See you next year, dear Aughie...
Dari Orchard saya
menuju ke Bugis, kali ini tidak dengan MRT tapi dengan bus. Tapi disini hampir
tidak pernah ada traffic, jadi sama cepatnya, malah bisa melihat pemandangan dari
dalam bus. Saya berhenti di Bugis dan mengelilingi Bugis dengan berjalan kaki,
walaupun saat itu sedang hujan.
Bugis Street. Sempat tergoda untuk membeli
barang, tapi kalah juga dengan rasa takut membawa barang berat ke bandara
Changi.
Bugis Junction/Capital Mall
Air mancur di Bugis Juction/Capital Mall
Sekitar
jam 16.00 sore saya kembali ke hostel. Saya kembali membereskan barang-barang
bawaan agar lebih padat dan mudah untuk membawanya. Taapiii, tetap saja
beraaatt.. I wish I were here with my
lovely husband, so he can carried out my goods.
Jam
17.30 sore saya dan Yana, salah satu roommate saya di hostel berbarengan menuju
bandara Changi. Tapi berbeda tujuan. Saya dengan pesawat Airasia di Terminal 1,
Yana dengan pesawat Lion di Terminal 3. Saya mengembalikan STP di station
Chinatown. Dari situ saya membeli ticket standard, langsung tujuan Changi, SGD
2.2
Sekitar
35 menit kemudian, kami tiba di bandara Changi. Dengan bersusah payah, karena
MRT yang selalu penuh. Karena memang waktunya bertepatan dengan orang-orang
yang pulang kerja. Otomatis dari Chinatown kami berdiri di MRT sampai bandara
Changi.
Saya
dan Yana, berpisah di Terminal 3. setelah saya mengantarkannya ke counter Check ini, saya langsung menuju ke Terminal 1 dengan sky train.
Setibanya di Terminal 1, saya langsung ke counter Check in Airasia, hanya untuk
mendapatkan cap. Sayangnya, 2 tas tenteng bawaan saya tidak diperboleh masuk ke
bagasi. Saya bisa membawanya ke cabin. Kebayang kan bagaimana repot dan
beratnya saya membawa semua barang-barang itu?
Sungguh
tertib di bandara Changi. Para petugasnya pun melayani pengunjung dengan ramah
dan sigap. Sayangnya, pesawat Airasia delay selama hampir 30 menit. Yang
seharusnya take off jam 20.45 waktu Singapore, menjadi 21.30.
Sekitar
jam 20.30 saya masuk ke ruang boarding. Jam 21.30 pesawat take off menuju
bandara Soeta, Cengkareng. By Singapore.. Welcome Jakarta, the crowded city.
Sekitar
jam 11.00 pesawat landing di bandara Soeta. My lovely husband and boys picked
me up.. I miss you boys..
Tempat yang dikunjungi hari ketiga
1.
Chinatown
2.
Somerset
3.
Orchard Road
4.
Bugis
Perkiraan biaya yang keluar hari ketiga sekitar SGD 80 atau sekitar Rp.800.000,-
Total pengeluaran
1.
Hari pertama SGD
35
2.
Hari kedua SGD
60
3.
Hari ketiga SGD 80
Total pengeluaran selama tiga hari di
Singapore sebesar SGD 175 atau sekitar Rp.1.750.000,-
Biaya dua malam menginap di hostel sebesar Rp.490.000
Tiket pesawat PP plus Airport
tax sebesar
Rp.1.150.000
Tiket konser
Glenn Fredy sebesar Rp.630.000
Total pengeluaran travelling
selama 3D 2N di Singapore sebesar Rp.4.020.000,-
Jujur, pengeluaran menjadi besar, karena untuk pembelian ticket konser dan oleh-oleh.
Okaaay, sekian cerita pengalaman saya ke Singapore di bulan November 2013. Insya Allah jumpa lagi di cerita saya ke tujuan-tujuan lain ^_^
0 komentar:
Posting Komentar