LIBURAN
WITH KIDDOS
Untuk yang mempunyai rencana travelling dengan kiddos, juga dengan
budget minim dan waktu yang
singkat, bisa di chekidooot yaaaa, In Sha Allah bisa bermanfaat ^_^
Alhamdulillah akhirnya bisa memenuhi
hak liburan untuk my kiddos. Yeeayy, keinginan Mas Pandji pelesiran ke
Singapore finally tercapai juga.
Untuk dede Rajendra sih, ga terlalu masalah mau diajak kemana, yang penting dia
bisa naik pesawat hehehe..
Kami pergi sekeluarga. Untuk
liburan kali ini di bulan Januari 2015, tiket pesawat dan voucher hotel sudah
dipersiapkan pada bulan Desember 2014. Hmm, sebenarnya persiapan ini lebih
cepat daripada liburan kami tahun lalu ke Kuala Lumpur, yang persiapannya enam
bulan sebelum jadwal liburan. Nah, liburan kali ini, aku dan Papsky sepakat,
jika cuaca terlihat kurang baik, maka jadwal liburan akan dimundurkan. Tapi
jika cuaca terlihat bersahabat, kami jadi berangkat.
Awalnya sempat ragu, bukan takut
terjadi apa2 (semua itu Allah yang mengatur kan), tapi jika cuaca kurang baik,
maka kami pikir akan percuma liburan, dan banyak tempat yang tidak bisa kami
datangi. Alhamdulillah ada informasi dari para kawan Papsky jika tidak masalah
untuk terbang, aman2 saja dan kondisi cuaca di Singapore bersahabat. Jadilah
kami fix berangkat hari Rabu, 21 Januari 2015. Bismillah.. Packing dan
penukaran uang pun baru dilakukan pada hari Selasa. Semua serba santai kali ini.
Maklum, ini termasuk liburan singkat, hanya dua hari saja. Jika membawa anak
rasanya dua hari cukup, apalagi di Singapore kami menggunakan transportasi
umum. Barang bawaan termasuk perabotan
lenong kiddos, passport, boarding pass, voucher hotel dan administrasi
lainnya (contekan peta, dan itinerary) ready. Yeeeaaayyy.. Kiddos harus tidur
cepat supaya ga terlambat, karena biasanya mereka susah disuruh tidur cepat.
#DAY 1#
Kami berangkat dari rumah pukul
05 pagi dan tiba di bandara Soetta 40 menit kemudian. Lumayan jadi ga perlu
terlalu lama menunggu, terutama karena membawa bocah yang Subhanallah
aktifnya.. Pukul 06.15 kami masuk ke boarding room, untuk flight pukul 07.05.
Alhamdulillah pukul 09.30 kami sudah landing di bandara Changi dengan selamat.
Proses pemeriksaan Imigrasi pun berjalan lancar. Nah, dari sini jelas perbedaan
dari imigrasi Indonesia dengan Singapore. Jika pemeriksaan tanpa anak
imigrasi Singapore kelihatan lebih tegas tapi berbeda jika kita membawa anak2.
Mereka bisa jauh lebih ramah. Imigrasi Indonesia? *maaf* Sama saja, dengan
atau tanpa anak2. Tegas2 gimana gituuu.
Tapi, karena mereka sudah pernah
pelesiran keluar negeri sebelumnya, jadi mereka sudah agak paham jika harus
mengerem dan mengontrol tingkah lakunya. Walau lima menit anteng, lima menit
pecicilan. Di bandara Changi kami ga lupa mengisi botol kosong di water
tap yang sengaja kami bawa, untuk bekal minum nanti. Lumayan kan bisa
menghemat, hehehe.. Oh iya, kami sengaja membawa kemasan botol air mineral plastic,
supaya ga terlalu berat dan bisa langsung dibuang. Jadi, saranku, ga perlu
membawa botol minuman berat, percuma nanti. But, terserah juga sih ^_*
Kembali menginjak Bandara Changi..
Subhanallah, Alhamdulillah bisa mengunjungi bandara yang terkenal dengan kebersihan dan
ketertibannya, juga fasilitas yang memanjakan pengunjungnya. Selalu terus
merasa terkagum disini. Terutama dengan para opa dan oma, yang masih semangat bekerja, semoga
terus dikaryakan yaaaa..
Nah ini dia penampakan Water Tap yang banyak ada di Bandara Changi
Ini dia Travelator yang sangat membantu pengunjung supaya ga terlalu
letih
Nah, disini Papsky minta difoto depan escalator yang katanya ‘tinggi
sekaliih’
Dari Terminal 1 Changi kami naik
skytrain ke Terminal 3, niatnya sih mau sarapan di Staff Canteen, eh ternyata
Staff Canteen sekarang ada di Terminal 1 dan 2. Di Terminal 3 sekarang ada food
court (otomatis harga pasti lebih mihiL hehehe). Padahal kami kangen masakan di
Staff Canteen. Tapi apa daya.. Bawa anak itu ga selenggang jalan berdua atau
sendiri. Kami nyerah juga, acara makan di Staff Canteen akhirnya batal. Oh iya,
ketika kami di pengecekan imigrasi Terminal 3, sempat ditanya juga, kenapa bisa
keluar disini padahal landing di terminal 1, “Any luggage?” Aku dengan santai
menjawab, “Oh no luggage. I just want to eat at Staff Canteen”. Dijawab lagi, “Oooh,
I see.” Hehehe, mungkin mereka paham kalau kami mau makan murah di Staff
Canteen.
Skytrain, penghubung antar terminal di bandara Changi
Nah, ini yang selalu kusuka dari Singapore. Setiap
mengunjungi Singapore, pasti selalu saja ada hal baru. Entah itu jalur MRT,
tata kota yang baru, maupun hal lain. Seruuu abeeess..
Suasana di dalam MRT. Nyaman sekaliiiih tapi jangan coba2 minum, makan, atau apapun hal yang dilarang di dalam MRT yaaa, banyak CCTV nya looh
Terowongan bawah tanah MRT, yang membuat Mas & Dd terkagum2,
terlebih MRT tanpa driver
Akhirnya kami langsung menuju ke
hotel. Perjalanan dari Changi ke Bugis lumayan heboh, kiddos kelihatan norak
tahu MRT bisa jalan tanpa supir hehehehe.. Nah, untuk menginap, kami akhirnya
menjatuhkan pilihan ke Fragrance hotel, Middle Road, Bugis, karena rekomendasi
dari para tamu yang lumayan bagus, terutama untuk tamu yang membawa anak kecil.
Dari MRT Station Bugis kami
mampir di NAJ resto, pas di depan Bugis Junction, karena Papsky sudah kelaparan
belum sarapan tadi pagi. Jadi, mamih papih makan nasi campur, kiddos makan
makanan camilan yang bisa buat kenyang, yang kami beli selewatan di Old chang
Kee (one of our favourite food), food court Bugis junction. Pukul 12.00 kami
tiba di hotel, yang memang lumayan strategis, karena dekat dengan MRT station,
BUS stop dan tempat makan.
“Yessss, I love Bugis”.. Recommended place to stay. Kami hanya
tinggal menyerahkan voucher, kasih passport untuk pendataan, masuklah kami ke
family room di lantai 4. Tapi, dalam hal ini, aku tetap rekomendasikan 85 Beach
Garden, Beach Hotel, Marrison atau Park View Hotel, karena kamar hotel lebih
besar, ada jendela dan lebih dekat ke MRT Station.
Kamar di Fragrance lebih sempit
dan tanpa jendela. Untuk hal lain hotel ini top untuk backpacker. Staffnya ramah dan helpful. Kami
menginap berempat tanpa adanya tambahan biaya apapun untuk upgrade kamar, plus
kami ga perlu menunggu waktu check in yang seharusnya pukul 3.
Dari hotel kami menuju How Par
Villa. Disini kiddos lumayan hepi, karena tempatnya yang lumayan luas dan
mereka bisa foto di banyak patung2, terutama patung Liberty New York “tapi
kecil” hehehhe. Lumayan lah, saat ini
foto dengan patung Liberty yang kecil dulu ya nak, in sha Allah ada rezeki,
kita foto di patung Liberty yang asli. Tapi lama-lama si Mas mulai ngambek
dan terus menerus melihat ke kertas jadwal acara yang memang sengaja aku print.
Dia langsung meminta jadwal ke Paragon Orchard dipindah ke hari pertama.
Xoxoxo, tentu saja sang Mamih menolak. Mereka harus ikut aturan dalam hal ini
“belajar disiplin”. Tapi setelah dibujuk, dari How Par Villa ke Sentosa Island,
ke Pantai Siloso, main air di pantai dan playground dan setelah itu beli topi
di Chinatown, barulah si Mas senyum lagi. “Good Boy”. Karena terbiasa memandu
customer, aku juga membuat panduan untuk diri sendiri, walau sebenarnya sudah
paham. Menurutku, tetap hal itu diperlukan, agar travelling kita lebih teratur
dan tidak membuang waktu.
Aku sudah kali kedua mengunjungi
How Par Villa. Suka aja dengan situasinya disini. Nyaman, adem, sepi, tenang. Ke
Merlion Park di Marina Bay malah belum pernah, walau sudah berkali-kali ke
Singapore hehehe.. So, How Par Villa ini
recommended sekali looh untuk yang suka dengan ketenangan.
Ternyata di How Par Villa ada buah kesukaankuuuu yang sudah hampir ga
ada disini, JAMBLAAANG, yang ternyata jadi makanan burung, hikzz..
Banyak burung Jalak di How Par Villa
Dari How Par Villa, kami hanya
naik MRT Circle Line menuju Harbourfront. Tiba di MRT Station di Lantai
Basement Vivo City, kami langsung naik ke Lantai 3 untuk membeli tiket Sentosa
Express. Mas sudah ga sabar mau ke dalam USS dan melihat patung Merlion terbesar
di Singapore. Sayangnya sebelum sempat masuk ke dalam USS, turun hujan.
Akhirnya aku dan Papsky membatalkan masuk ke USS. Percuma juga kan masuk ke
dalam USS tapi dalam keadaan hujan. Akhirnya Mas kecewa pemirsa, karena ga bisa
masuk ke dalam USS, dia hanya bisa foto di depan patung Merlion, depan bola USS
dan main air di pancuran. Tapi kemudian dia kembali sumringah, karena bisa beli
candies di Candylicious.
Dari sini kami lanjut ke Siloso
Beach, tapi maaf sepertinya ga jadi ke Siloso Beach deh, jauh hehehe, hanya
sampai tengah jalan aja. Ditambah lagi Dd sudah ribut cape.. Maybe next time I will go there, In Sha
Allah. Dari Sentosa kami lanjut ke Chinatown, karena Mas ga sabar mau beli
topi dan souvenir untuk teman2 sekolahnya. Dari Vivocity kami naik MRT North
East Line (ungu) arah Punggol, hanya 2 station dari sini. Untuk beli tiket USS (dan tiket wahana
wisata lainnya di Singapore) bisa di Pandra Tour looh, dengan harga bagus,
hehehe *promo*
Yeeay bisa foto full ber4, minta tolong ke Turis dari Indonesia juga
*sekampung*
Dari Resort Station, lanjut ke Imbiah, lanjut ke Beach Station..
Jalannya agak jauh tapi indaaah
Lokasi masuk untuk naik/turun dan menunggu Sentosa Express
Di Chinatown, seperti biasa.. Mas langsung ambil alih, mau beli ini dan itu. Tapi di Chinatown kami khusus membeli souvenir saja, gantung kunci, kaus, topi dan pernak pernik. Oh iya, disini Papsky sempat shalat Ashar di Mesjid Jamee, Chinatown, berderet dengan Sri Mariamann Temple. Indahnya hidup berdampingan dengan perbedaan.
Pintu keluar MRT tepat di Pagoda Street, pusatnya souvenir murah di
Singapore
Dari Chinatown sekitar pukul 19
malam, kami menuju Bugis Street dan Bugis Village, sekedar berjalan-jalan saja,
karena si Papsky mau ke Bugis Street. Dari sini kami menyeberang ke Bugis
Junction dilanjutkan ke hotel.
Tapi baru saja sampai hotel, ternyata temanku yang tinggal di Singapore ingin bertemu, kebetulan memang ada titipan untuknyaKami kembali menuju ke Bugis Junction untuk bertemu dengannya. Aku mengobrol sebentar dengan temanku, sementara kiddos main air di pancuran depan McDonald Bugis Junction. Dari sini kami kembali ke hotel untuk makan malam *dengan pop mie* lanjut mandi dan tiduuuur.
Oh iyaaa, sebelum tidur kami juga sudah sepakat bahwa hari kedua di Singapore is a day for kiddos. Kami mengganti tujuan ke Paragon Orchard ke City Square di Little India, supaya sekalian bisa membeli camilan *permen dan coklat*
Bugis Street, Bugis Village, tepat diseberang Bugis Junction
Tapi baru saja sampai hotel, ternyata temanku yang tinggal di Singapore ingin bertemu, kebetulan memang ada titipan untuknyaKami kembali menuju ke Bugis Junction untuk bertemu dengannya. Aku mengobrol sebentar dengan temanku, sementara kiddos main air di pancuran depan McDonald Bugis Junction. Dari sini kami kembali ke hotel untuk makan malam *dengan pop mie* lanjut mandi dan tiduuuur.
Suasana Middle Road, tepat di depan hotel Fragrance Bugis (sebelah
Hotel 81)
Oh iyaaa, sebelum tidur kami juga sudah sepakat bahwa hari kedua di Singapore is a day for kiddos. Kami mengganti tujuan ke Paragon Orchard ke City Square di Little India, supaya sekalian bisa membeli camilan *permen dan coklat*
TUJUAN WISATA :
How Par Villa,
Sentosa Island, Chinatown, Bugis (Bugis Junction, Bugis Village, Bugis Street)
BIAYA YANG KELUAR DI DAY 1 :
Makan (9+8+2) = 19
Jajan (10+5+5) = 20
Isi Ulang Ezlink (10+10+10) = 30
Sentosa Express (4+4+4+4) =
16
Oleh2 (10+10+4+4) = 28 SGD 113 (Rp.1,107,400) + Taksi menuju
bandara Rp.100,000
TOTAL = Rp.1,207,400
#DAY 2#
Kami bangun pukul 06.30 pagi,
kesiangan deh hehehe. Pukul 07.30, kami langsung menuju ke Children’s Garden di
Gardens by the bay. Kiddos very excited karena mereka akan main air dan lanjut
ke City Square Mall *beli mainan di Toys
R us tentunya*. Sayangnya, setelah berjalan kaki cukup jauh ke Gardens by
the bay, ternyata Childrens’s Garden baru buka pukul 10.00 sedangkan kami tiba
pukul 08.30, berarti kami harus menunggu selama 1 jam 30 menit. Negosiasi
dengan kiddos pun dimulai. Yeeess, Alhamdulillah
kiddos so cooperative dengan mamih papihnya. Mereka mau diajak kembali ke
hotel, untuk beres-beres barang bawaan. Juga,
mereka harus mandi sebelum ke Little India. Ketahuan deh jalan pagi belum mandi
hehehe.
Gardens by the bay
Children’s Garden di Gardens by the bay, ITS FREE.. awesome, kerreeeen.
Lengkap disini
Oh iya, sebenarnya ada beberapa pilihan
playground (in door dan out door) untuk anak2. Antara lain ; Pasir Ris Town Park,
Jacob Ballas Singapore Botanic Gardens, Siloso Beach, Paragon Orchard Lt.5,
Marina Barrage, West Cost Park. Semua FREE alias gratis, pemirsaaah..
Singapore Flyer dan Helix Bridge
Bolak balik ke Singapore, aku belum pernah ke Merlion Park, fotonya
selalu dari seberang, entah dari Esplanade, dari Marina Bay Sand atau dari atas
Singapore River Cruise hehehehe
Di dalam perjalanan menuju hotel
di Bugis, kami menyempatkan untuk berjalan-jalan sebentar di kawasan Arab
Street atau dikenal juga dengan Kampung Glam. Kami sarapan di Zam Zam Restoran
di seberang Mesjid Sultan. Cukup berjalan kaki dari MRT Bugis sekitar 8-10
menit (agak lama karena dengan kiddos). Sepertinya, berjalan kaki di Singapore
sangat menyenangkan *untuk aku khususnya* lebih sehat dan hemat karena disana
memang sangat memanjakan para pejalan kaki. Hanya di Singapore aku bisa
berjalan kaki dan naik transportasi umum dengan aman dan nyaman. Kira2 kapan bisa seperti ini di Indonesia
yaa, hikz.. Semogaaa…
Zam Zam Resto ini memang sudah
sangat terkenal di kalangan turis yang datang ke Singapore maupun warga
Singapore sendiri. Halal, harga murah, banyak menunya, dan letak yang strategis
di pinggir jalan. pemilik dan karyawannya ramah, serta rasa makanannya yang
sangat enak. Makanan yang terkenal di sini antara lain nasi briyani dan
martabak. Harga nasi briyani hanya SGD 6,50 perporsi. Untuk martabak ada
beberapa jenis untuk isi (daging sapi, daging kambing, daging ayam, sarden),
harga sesuai dengan ukuran. Untuk ukuran terkecil SGD 5, tapi itupun sudah
besar kok, malah kami sempat minta bungkus karena ga sanggup habisin
*kekenyangan*
Disini aku sangat suka dengan
minumannya. Selain murah, kisaran SGD 1,50-2,50 pergelas besar, rasanya juga
sangat enak *yummy*.
Mau tahu yang tidak biasa disini? Walaupun si pemilik berdarah Arab, namun karyawannya dari beberapa ras, yaitu India, Arab dan China. Rukun ya.. Disini kami harus merogoh kocek sebesar SGD 27 hehehe. Tapi its okay, karena rasa dan porsinya yang asik. Namun, untuk rasa nasi briyani, aku lebih suka dengan nasi briyani yang ada di resto depan Mustafa Centre, dari tampilan lebih bagus, porsi lebih banyak dan bumbu rempahnya lebih terasa. Harga tentunya lebih mahal, SGD 8.
Coffee ice , Lemon Tea ice, Bluberry ice
Mau tahu yang tidak biasa disini? Walaupun si pemilik berdarah Arab, namun karyawannya dari beberapa ras, yaitu India, Arab dan China. Rukun ya.. Disini kami harus merogoh kocek sebesar SGD 27 hehehe. Tapi its okay, karena rasa dan porsinya yang asik. Namun, untuk rasa nasi briyani, aku lebih suka dengan nasi briyani yang ada di resto depan Mustafa Centre, dari tampilan lebih bagus, porsi lebih banyak dan bumbu rempahnya lebih terasa. Harga tentunya lebih mahal, SGD 8.
Nah ini Nasi Briyani di restaurant seberang Mustafa Centre harga SGD
8.. Beda kaaan… Kalau disini, jelas porsi untuk tuan Papsky, banyak bingiiittzz
Kami tiba di hotel pukul 11
siang, dengan perut kekenyangan. Setelah beres2, tepat pukul 12 siang, kami
check out dari hotel, dengan menitipkan barang terlebih dahulu supaya bisa
lebih leluasa. Dari hotel kami mampir ke Bugis Junction, aku kok naksir barang
yang lagi sale ya, lumayan sekali, di Indonesia harganya setahuku 2 kali
lipatnya hehehe.. Kali ini Mamih belanja
duluan ya boys. Setelah itu langsung caaaoo ke Little India, memenuhi janji
ke kiddos untuk ke Toys R Us. Karena selama ini Mas dan Dd hanya mendengar
cerita dari Mamihnya, jika Toys R Us di Singapore mainannya lebih banyak dan
lebih murah. Yess, its true, beberapa kali ke Singapore untuk memandu ataupun
liburan, aku selalu menyempatkan membeli mainan di Toys R Us di City Square
Mall. Harganya memang lebih murah di Singapore dibanding di Indonesia. Untuk
koleksi tokoh film Transformer, di Indonesia harganya sekitar 500 ribuan, di
Singapore hanya 250 ribuan, untuk ukuran yang sama.
Kami naik MRT downtown line ke
Chinatown dan ganti jalur MRT North East Line arah Punggol, berhenti di MRT
Station Farrer Park, langsung keluar di City Square Mall. Oh iyaa, jika ingin
menuju ke Little India, sebaiknya turun di Farrer Park, karena justru lebih
dekat menuju Mustafa Centre dan tujuan lainnya di Singapore. Kami langsung
menuju ke Toys R Us yang berada di Lantai B2. Waaaah, kiddos seperti menemukan
harta karun. Mereka langsung beredar di sini. Enaknya disini agak lebih sepi
dibanding di Paragon, Takashimaya atau Vivo City. Jadi kami lebih leluasa.
Disini Mas beli kotak pensil
Transformer dan mainan Transformer. Ga tanggung2, yang ukurannya 20 cm. Dede
hanya beli mobilan truck off road, yang memang dia sudah incar di Indonesia,
ternyata ada disini. Yippiiiiii.. Mainan Baymax pun keluaran terbaru harga
hanya SGD 24,90 sajaaa, padahal di Indonesia itu harga sekitar 500ribuan.
Sayang Mas ga mau beli. Disini aku yang geregetan, karena lihat harga2nya yang
lumayan miring, yaah walau ga semua sih. Tapi tetap sajaaa deh, mata jadi agak2
gimana gitu kalau lihat ada selisih harga yang lumayan hehehe.. *wanitaaah, mamih2 pulaaa*
Yeaaayyyy.. I’ve got many toys.. *habis deh mamih papihnya dimatrein*
Setelah puas bermain dan beli
mainan di Toys R Us City Square Mall, kami langsung menuju Mustafa Centre yang
berada tepat di seberang Mall. Disini seperti biasa, aku hanya beli camilan
saja. Hebat juga deh, disini kita bisa menjumpai barang apa saja. Makanan,
barang fashion (baju, tas, sepatu, perhiasan), pernak pernik sampai ke barang
tehnik. Satu tempat berisi barang dari A to Z. Tapi untuk souvenir jangan beli
disini, tetap di Chinatown lebih murah.
Dari Mustafa Centre, kami mampir
ke Mesjid Anguila, tepat berada di seberang Mustafa Centre juga. Disini kentara
sekali keramahan warga Singapore yang berdarah India dan Melayu. Suka suka suka *upin ipin mode on*. Senyum,
salam, sapa adalah hal terbiasa di sini.
Dari Little India kami bergegas kembali ke hotel untuk mengambil barang dan segera menuju ke bandara Changi. Dalam perjalanan menuju hotel, lagi-lagi kami mampir di Naj Resto, karena Papsky agak mumet karena belum minum kopi seharian, pemirsaaah, hehehe. Disini kopi hitam disebutnya Kopi O, harganya hanya 90 cent.
Oh iyaaa, ada kejadian menarik disini.
Ketika kami melewati Bugis Junction, ada tiga orang polisi Singapore yang
sedang memarahi tiga orang abegeh perempuan, yang ternyata pelajar tapi
menggunakan pakaian bebas dan ketahuan sedang merokok. Hadduuuh, kira ada apa
yaa. Eh tapi itu justru keren loh, mereka tegas sekali, karena untuk pembelian
rokok itu kan ada minimal usianya. Di Indonesia?
Aku dan Mas menunggu di Naj
Resto, Papsky dan Dd kembali ke hotel untuk mengambil barang bawaan. Setelah
itu kami langsung menuju bandara Changi. Waaah, lumayan repot, karena bawaan
kami bertambah. Terlebih lagi mainan Mas yang ampyuuun besar bingitz. Tapi
dengan ngototnya Mas mau bawa sendiri plastic mainannya hehehe. Lebih ngotot
lagi Papsky, yang ogah sekali naik taxi, hiz.. Tapi disupport oleh kiddos yang
juga memilih naik MRT daripada naik taxi.
Nah, karena kami menuju bandara
Changi pas sekali dengan jam pulang kerja warga Singapore, jadilah kami berdiri
selama di perjalanan menuju bandara Changi, full deeeh. Alhamdulillah walaupun
terlihat cuek, ternyata mereka care
juga jika memang ada orang lain yang benar membutuhkan tempat duduk di dalam
MRT. Mas dan Dd dapat tempat duduk. Aku dan Papsky tetap berdiri.
Tiba di MRT Station MRT bandara
Changi di Terminal 2 sudah pukul 18.45. Waaah kami harus cepat2 naik ke
Skytrain menuju Terminal 1. Ketika kami mau melakukan Check in di mesin
Airasia, salah satu petugas malah melarang kami. Katanya, “Want to check in?”
Jawabku, “Yes with luggage.” “Dan katanya laaagiii, “No, don’t have to, you
just go to Check in counter number 14, ask them to print out.” Aliiasss, yang
artinya kurang lebih begini, “Ga perlu, langsung saja menuju counter Check in
nomor 14, minta print out boording pass, biar mereka yang print saja.” Yoo
wees, kami pun mengantri. Alhamdulillah antrian ga terlalu panjang. Inilah
enaknya liburan pada hari kerja. Tidak terlalu penuh. Makaciiih Papsy yang
sudah mau cuti demi liburan ini.
Ada yang lucu disini, setiap aku ke
Singapore dan melakukan check in di check in counter Airasia, kok aku ketemu staff
Airasia itu terus yaa, cantik, baik, ramah dan agak lucu. Nah kali ini aku
bertemu dia lagi. Ketika melihat Eticket dan pin Airasia yang menempel di tas
ransel Papsky, wanita itu bilang, “You
work at Airasia Indonesia, huh? Give me that pin lah, I don’t have”
Hehehe.. Papsky dengan baik hati langsung mencopoti dua pin dan langsung
memberikan padanya. Langsung deh wajahnya sumringah, sambil mengedipkan matanya
ke aku xixixi..
Selesai check in, kami langsung
masuk ke ruang departure, melalui pemeriksaan imigrasi. Nah disini lagi2 mereka
menunjukkan keramahannya karena kami membawa anak. I like it. Kami menunggu di depan boording room sambil menyantap
camilan Old Chang Kee, dilanjutkan ke kursi pijat. Lumayan lah dipijat
sebentar, lagi2 FREE, no charge. Kalau di Indonesia kalau ga salah harus bayar
Rp.10,000 yaa, kalo di Mall hehehhe.. Mas dan Dd bolak balik melalui travelator
sambil menyapa orang2 yang lalu lalang “hallo.. hai”
Sementara Papsky & Maz mijat kaki, Dd sibuk dengan mobilan Monster
Truck-nya
Finally, kami masuk ke dalam
boording room. Disini juga para petugas sangat ramah, bahkan mereka menggoda Mas,
“I take it yaaah, saya ambil mainan kamu, tidak boleh dibawa pulang, okay?” dan
mas dengan PEDEnya menjawab, “Oh no.. its mahal, you know!” hahaha… Sok English
deh Mister Amerika.
Pukul 20.20 kami sudah masuk ke
dalam pesawat, dan hanya menunggu sebentar pesawat kami pun take off menuju
Cengkareng, Indonesia. Alhamdulillah, di dalam perjalanan cuaca sangat baik.
Pukul 21.40 kami landing di bandara Soetta dengan selamat. Alhamdulillah ya
Allah, kami telah dilindungi di dalam perjalanan.
Hmmm, sifat sombong aku muncul *maaf*,
“Back to reality.. Welcome to crowded
place”. Pemeriksaan imigrasi dengan petugasnya yang ‘agak2’, juga dengan
agak kacaunya system transportasi umum setelah keluar dari bandara, khususnya
taksi. Hikz, banyak calo betebaran dimana2, memaksa untuk menyewa taksi gelap
dari mereka. Dan risihnya, mereka mengikuti kemana kita berjalan, hikz, ampuun
deeeh.. Menunggu taksi selama 30 menit, barulah taksi datang, itupun harus
dilihatin dengan ekspresi ga enak dari calon penumpang yang *padahal* datang
setelah kami. Iiih aneh sekali, kami yang datang dan booking duluan kenapa kami
yang dikasih ekspresi ga enak sih. Sesuai aturan saja deh.
Kami tiba di rumah 30 menit
kemudian. Kiddos ga langsung tidur, mereka langsung sibuk utak atik mainannya..
Hayyaaaah, padahal sudah hampir pukul 12 malam. Alhamdullah akhirnya kami bisa
memenuhi hak liburan kiddos.
TUJUAN WISATA :
Marina Bay (Gardens by the bay, MBS, Esplanade, Helix Bridge), Arab
Street/Kampung Glam (Zam Zam Restourant, Sultan Mosque), Little India (City
Square Mall, Mustafa Centre, Anguila Mosque)
BIAYA YANG
KELUAR DI DAY 2 :
Makan (27) = 27
Jajan (10+8+5) = 23
Oleh2 (57+15+10) = 82 SGD 132 (Rp.1,293,600) + Taksi menuju
rumah Rp.100,000
TOTAL = Rp.1,393,600
Total biaya
operasional selama dua hari : Rp.1,207,400
+ Rp.1,393,600 = Rp.2,501,000
TOTAL BIAYA
KESELURUHAN untuk 4 (empat) orang
Tiket pesawat
PP = Rp. 1,080,000 (dapat promo)
Airport Tax = Rp.
600,000
Hotel 1 malam = Rp. 1,000,000
Operasional = Rp. 2,501,000 TOTAL Rp.5,181,000
Untuk biaya beli mainan *maaf* ga
perlu dimasukkan yaa.. Sumpah, ga penting deh, hehehe. Intinya, ga perlu biaya ‘bengkak’ untuk jalan2 bersama keluarga
kaaan? Untuk pembelian oleh2 juga bisa dipangkas. Bukan pelit looh, tapi jika
liburan dengan kiddos, UTAMAKAN penuhi hak mereka untuk berlibur terlebih
dahulu. Ke tempat wisata yang pas dan cocok untuk mereka. Jadikan belanja
sebagai selingan saja. Harus pintar mengerem dalam hal ini, khususnya para
mamih, hayoooo..
Ataaaauu, solusinya, kiddos menunggu di Playground atau di hotel, ditemani papihnya, naaah sang mamih bisa deeh keluar untuk berbelanja *sampai puas*
Ataaaauu, solusinya, kiddos menunggu di Playground atau di hotel, ditemani papihnya, naaah sang mamih bisa deeh keluar untuk berbelanja *sampai puas*
Ada banyak pelajaran yang dapat
kami berikan ke kiddos, terutama Mas, yang sudah duduk di Sekolah Dasar.
Mengenai tata tertib, disiplin, etika yang memang lebih kental di Singapore,
dibanding di Indonesia. Mas said, “Nanti
aku mau cerita ke teman2ku kalo di Singapore itu tertib dan disiplin, ga boleh
sembarangan. Buang sampah ga boleh sembarangan, nyeberang harus ditempatnya,
harus antri. Pokoknya semuanya deh. Iya kan mih?” Hehehe.. Alhamdulillah
deh dia sudah paham. Semoga di Indonesia juga selalu tertib dan disiplin ya
Mas..
Oh iya, diantara banyak cerita
yang beberapa anaknya suka rewel jika diajak backpackeran alias berjalan kaki
atau naik transport umum, disini “Iam so proud
and thankfull” karena my kiddos tidak sekalipun mengeluh kecapaian atau
apapun ketika diajak berjalan kaki lumayan jauh. Malah disini Mamihnya yang kakinya
kesakitan ‘maklum, factor U dan efek kurang olah raga’
Love you a lot, Mas and Dd.. In
Sha Allah next tahun depan kita liburan ke luar negeri lagi yaaa.. Yuuuk, mari
kita menabuuuung…
Makaciiiih yaaaa, untuk yang
sudah mampir ke blog dan menyempatkan untuk membaca. Semoga sharing ini bisa
membawa manfaat yang baik. Aamiin.
Oh iyaaa, bisa kunjungi kami di FB :
Pandra Tour atau Web : www.pandratour.com
0 komentar:
Posting Komentar