Alat transportasi di singapore

Singapore adalah salah satu negara yang mempunyai alat transportasi terbaik di dunia. Sumpaaah!!, beberapa kali ke Singapore, memang benar apa adanya. Punya banyak uang atau tidak, penduduk Singapore lebih nyaman menggunakan public transportation dibanding membawa kendaraan pribadi. Tidak heran jika tidak pernah macet di sini (selama saya di Singapore).

Singapore itu memang benar such a fine and familiar country. Bagaimana tidak, semua petunjuk jelas tertera di setiap jalan. Untuk para tourist yang baru pernah sekali menginjakkan kaki di Singapore, tidak usah khawatir lost atau tersesat. Yaah, maklum saja, Singapore itu termasuk negara kecil, biar mutar dan keliling Singapore, tetap saja mudah dan cepat kok.

Penduduk di Singapore juga lumayan cooperatif and friendly, mereka dengan ramah memberikan petunjuk jalan pada para tourist ke tempat tujuannya. Tapi, sesuai pengalaman saya, tidak perlu bertanya, cukup melihat petunjuk jalan, pasti akan langsung sampai tujuan deh.

Alat transportasi di Singapore itu antara lain ; taxi, bus, MRT, LRT. Biasanya, penduduk Singapore lebih menyukai menggunakan sarana transportasi MRT.

1. TAXI.

Pengoperasian taxi di Singapore sangat baik dan teratur. Para supir taxi tidak akan memanfaatkan waktu dengan berputar-putar agar mendapat argo yang mahal. Mereka langsung to the point to the destination. Hanya, jika kita hendak menggunakan jasa taxi, kita harus tahu pasti alamat tujuan yang akan kita tuju.

Masukan dari saya, jika jarak tidak terlalu jauh, sebaiknya menggunakan taxi, maksimal hanya empat orang dalam satu taxi, tidak bisa lebih. Dengan ber-empat, biaya taxi menjadi lebih murah. Pihak taxi juga biasanya memberikan biaya tambahan, jika kita menggunakan biaya jasa panggil, atau naik dari tempat-tempat tertentu, misalnya dari airport, terminal, pelabuhan, dan jam malam.

Tarif awal taxi per-tahun 2009, adalah SGD 2.80 atau sekitar Rp.30.000,-

2. BUS.

Di Singapore ada bus umum utama, yaitu SBS Transist dan SMRT. Cara penggunaan bus di Singapore sangat berbeda dengan di Indonesia, tidak ada kondektur atau kernet, hanya ada supir. Untuk pembayaran langsung pada supirnya. Disini juga tidak boleh menyetop bus di sembarang tempat atau halte. Hanya di halte tertentu bus bisa berhenti.
 
Jam pengoperasion bus mulai dari pukul 05.00 pagi sampai tengah malam. Namun, tidak semua bus lewat, jika waktu sudah mulai menginjak tengah malam.
 
Pembayaran bisa dengan cara cash atau uang pas. Supir tidak akan memberikan kembalian. Jika memaksa naik dengan uang tidak pas, bisa dikenakan dengan biaya yang mahal. Harga tiket bus ada di papan halte.

Saran saya, lebih baik bekali diri dengan EZ-link card atau Singapore Tourist Pass (STP). Dengan kartu ini, tidak perlu membayar dengan uang, tapi cukup menempelkan (men-tap) kartu tersebut pada mesin yang tersedia, sebelum masuk ke dalam dan sebelum keluar dari bus. Supir tidak akan menagih uang cash, hanya memperhatikan apakah penumpang sudah men-tap kartunya.

Bus berhenti hanya pada di tempat/halte tertentu. Perhatikan di tempat/halte mana saja bus berhenti. Perhatikan juga jam kedatangan dan peta jalur bus yang ada di halte, disitu terpampang rute jalan yang akan dilewati. Lihat tujuan dan nomor bus yang akan anda naiki, sesuai dengan tujuan.
Tata cara naik bus juga harus diperhatikan. Seperti, untuk naik bus, harus melalui pintu depan sebelah supir. Keluar bus melalui pintu tengah, khusus untuk keluar. Semua penumpang harus sabar, tertib, antri, mengikuti tanda-tanda khusus yang disediakan. Kebiasaan yang bagus disini adalah, semua orang dibiasakan untuk mengantri, tidak ada yang menyelak atau menyerobot. Ketika semua penumpang sudah masuk bus, barulah supir menjalankan busnya.

Di dalam bus juga ada aturannya. Para penumpang diwajibkan duduk atau berpegangan pada tiang yang tersedia. Bahkan untuk penumpang yang duduk di paling belakang, harus menggunakan sabuk pengaman, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, ketika bus berhenti mendadak.

Walau tidak ada larangan pasti, para penumpang sadar diri untuk tidak minum, makan dan merokok di dalam bus. Di sini disediakan kursi khusus untuk wanita hamil, anak kecil dan lanjut usia.

Jika sudah tiba di halte tujuan, tekan tombol merah yang ada di tiang besi dekat kursi. Supir akan langsung berhenti di halte tujuan sesuai permintaan penumpang. Jika kelewatan, tidak bisa meminta langsung berhenti, tetap harus berhenti dan turun di halte selanjutnya. Tidak seperti di Indonesia, yang bisa saja sembarangan berhenti dan turun dari bus.

Jika keadaan bus penuh, penumpang bisa turun melalui pintu depan atau pintu masuk bus, sebelah supir. Biasanya penumpang bertanya dahulu pada supir, apakah diperbolehkan untuk turun melalui pintu depan. Bagi yang membayar dengan kartu EZ-link atau STP, jangan lupa untuk men-tap kembali kartunya, sebelum keluar bus. Untuk mengambil kembalian atau deposit. 

3. MRT

Naah, ini adalah salah satu daya tarik Singapore yang sangat saya sukai, yaitu transportasi dengan Mass Rapid Transit (MRT). MRT adalah kereta atau monorail yang dapat menjangkau hampir seluruh lokasi di Singapore. MRT adalah transportasi utama bagi para penduduk di sini, selain taxi dan bus. Harga tiket memang lebih mahal, tapi kebanyakan orang disini lebih memilih menggunakan MRT, ketimbang alat transportasi lainnya, karena efesiensi waktu yang lebih cepat.

Waktu kedatangan setiap 5 menit sekali. So, jangan takut ketinggalan MRT. Jam operasional MRT umumnya jam 06 pagi sampai jam 12 malam, tapi tidak semua stasiun memulai dan mengakhiri aktivitasnya pada waktu yang sama. Tergantung pada kereta pertama dan terakhir. Jam operasional bisa dilihat pada papan jadwal di setiap stasiun.

Pembelian kartu atau tiket bisa dilakukan langsung pada mesin tiket atau dengan kartu langganan (EZ-link atau STP). Dibawah ini ada beberapa macam kartu/tiket :

1). Kartu/tiket standar

Ini adalah kartu/tiket standar, yaitu tiket sekali jalan. Jadi, sebelum berangkat dengan MRT, kita harus membeli kartu/tiket di mesin tiket. Disitu dijelaskan mengenai cara penggunaan mesin dan cara pembelian tiket. Tertera juga harga sesuai tujuan. Kartu ini hanya berfungsi untuk sekali keberangkatan. Jika sudah sampai di tujuan, kartu harus dikembalikan, di mesin tiket.

2). Kartu langganan EZ-link

Kartu EZ-link adalah kartu prabayar. Dimana kita membeli kartu, menyimpan deposit dan mengisi ulang kartu. Kartu ini fungsinya hampir sama seperti kartu BCA flash dan Mandiri e-toll. Dapat digunakan untuk pembayaran transportasi (bus, MRT, LRT) dan beberapa outlet, seperti Sevel, McDonald. Kartu ini bisa dibeli di stasiun MRT dan outlet tertentu. Penggunaannya juga mudah. Hanya menempelkan atau men-tap kartu pada mesin yang tersedia di stasiun MRT dan dana yang tersimpan di kartu akan hilang sesuai dengan tujuan keberangkatan kita.

Harga kartu EZ-link sebesar SGD 12 atau sebesar Rp.92.000, yang berisi uang sebesar SGD 7 dan harga kartu sebesar SGD 5. Dana sebesar SGD 7 dapat di top up atau di isi ulang di beberapa mesin atm, outlet, dengan tambahan biaya. Masa expired kartu ini adalah 5 tahun.

Isi uang di kartu ini dapat kita cek pada mesin tiket. Jika dana sudah hampir habis, kartu dapat juga di isi ulang di mesin tiket tersebut, dengan besarnya uang tergantung permintaan kita. Minimum dana dalam kartu adalah SGD 3, jika dibawah nilai ini, kartu tidak dapat dipergunakan.

Cara pengisian ulang dana atau top up di mesin tiket :

  • Letakkan/tempelkan kartu di bagian tengah, sampai terbaca oleh mesin. 
  • Pilih menu ADD VALUE>CASH, pada bagian bawah kiri di layar sentuh monitor mesin tiket. 
  • Masukkan uang kertas (plastik) ke dalam lubang uang yang tersedia di mesin tiket. Nominal SGD 10, 20, 50. Sesuai dengan keinginan anda. 
  • Jika kartu sudah terisi dana, dapat diambil atau diangkat, setelah ada perintah kartu dapat diambil. Jangan diambil jika belum ada perintah kartu dapat diambil.

3). Kartu langganan khusus untuk turis (STP)

Kartu Singapore Tourist Pass (STP) adalah kartu khusus untuk turis yang tinggal di Singapore selama 1-3 hari. Tiket ini dapat digunakan untuk pembayaran transportasi (MRT dan bus) sepuasnya, unlimited, sesuka hati, selama masa berlaku. Tanpa harus mengalami kerepotan untuk membeli kartu/tiket alat transport, pada setiap keberangkatan.

Harga kartu STP :
  • 1 day pass : SGD 20 atau sekitar Rp.155.000,- 
  • 2 day pass : SGD 26 atau sekitar Rp.200.000,- 
  • 3 day pass : SGD 30 atau sekitar Rp.240.000,-
Kartu ini dapat dibeli di counter beberapa stasiun MRT. Tidak semua stasiun MRT menjual kartu ini. Hanya ada beberapa stasiun saja, itu pun dengan jam operasional yang beda. Beberapa stasiun MRT yang menjual STP antara lain :

  • Stasiun MRT Changi (10.00 am – 03.45 pm) 
  • Stasiun MRT City Hall (09.00 am – 09.00 pm) 
  • Stasiun MRT Bugis (10.00 am – 09.00 pm) 
  • Stasiun MRT Orchard (10.00 am - 09.00 pm) 
  • Stasiun MRT Harbour Front (10.00 am – 09.00 pm) 
  • Stasiun MRT Chinatown (12.00 pm – 03.45 pm) 
  • Stasiun MRT Raffles Place (08.00 am – 09.00 pm) 
  • Namun, jam operasional pada setiap stasiun kadang berubah.

Sebenarnya penggunaan kartu ini bukan pembelian kartu, melainkan sewa kartu. Setiap penyewaan kartu diharuskan deposit uang sebesar SGD 10, yang akan dikembalikan ketika pengembalian kartu, di counter stasiun MRT atau mesin tiket. Bila kartu tidak dikembalikan, maka fungsi kartu akan berubah menjadi fungsi kartu EZ-link, dan kartu akan menjadi milik anda.

Penggunaan kartu STP dan EZ-link sama, hanya men-tap kartu di mesin yang tersedia, pada saat setiap kali memasuki stasiun MRT dan bus. Juga pada saat keluar dari stasiun MRT dan bus. Hal ini perlu dilakukan agar sistem penghitungan biaya tiket sesuai dengan tujuan.

Perbedaan kartu STP dan kartu EZ-link

Sebenarnya, kedua kartu ini berasal dari satu perusahaan yang sama. Penggunaannya sama. Hanya, kartu STP lebih ditujukan untuk turis, yang hanya tinggal selama 1-3 hari di Singapore, tanpa perlu mengisi ulang kartu. Menurut saya, untuk kita para turis, lebih efisien jika menggunakan kartu STP, lebih murah pula.

Berbeda halnya dengan para penduduk di Singapore, yang lebih memilih menggunakan kartu EZ-link ketimbang kartu standar untuk sekali keberangkatan. Tapi, secara garis besar, biaya transportasi di Singapore menggunakan MRT, memang agak mahal. Contohnya, untuk sekali keberangkatan dari bandara Changi menuju Harbour front itu dikenakan biaya sekitar SGD 2 atau sebesar Rp.16.000,- Tapi besarnya tarif itu tergantung jauh dekatnya jarak per-stasiun.

Yaaah, jika melihat pelayanannya, harga sekian sepadan dengan apa yang kita terima jika menggunakan sarana MRT. Selain waktunya yang lebih cepat, keamanannya juga patut diacungi jempol. CCTV dimana-mana, karena di dalam MRT itu dilarang keras untuk minum, makan, merokok, dan membawa barang yang membahayakan. Jika ketahuan, dendanya lumayaaaan. Jika ketahuan minum saja dikenakan denda sebesar SGD 500 atau sekitar Rp.3.900.000,- untuk makan denda sebesar SGD 1.000, untuk merokok sebesar SGD 5.000,- Tidak ada toleransi looh. Berbeda sekali dengan di Indonesia kaaan, yang masih bisa damai.

Jalur MRT :
  • Jalur Hijau (east west), arah Changi – Joo koon, sebaliknya 
  • Jalur Ungu (north east), arah Harbour front – Punggol, sebaliknya 
  • Jalur Merah (north south), arah Marina bay – Jurong East, sebaliknya 
  • Jalur Kuning (circle line), biasanya untuk jalur LRT, khusus untuk lingkar dalam kota 

Gerbang MRT di setiap stasiun,
tempat dimana kita keluar masuk dan menempelkan/menTAP kartu.
Apabila keberangkatan kita dari Changi, semua keberangkatan dipusatkan di Stasiun Tanah Merah. Naik MRT jalur hijau arah Joo koon atau arah Pasir ris. Untuk yang baru pertama kali ke Singapore dan menggunakan alat transportasi MRT, jangan takut tersesat. Semua petunjuk tujuan terpampang jelas di stasiun, bahkan di dalam MRT.
MRT. Biasanya MRT berada di bawah tanah atau underground.

Contoh bepergian dengan MRT, dari bandara Changi ke Harbour front :

Changi – Tanah Merah (transit) – pindah jalur hijau (arah Joo Koon) – turun di Outram Park (transit) – pindah jalur ungu (arah Harbour Front) – turun di Harbour Front.

Mudah kan?

Dari bandara Changi naik MRT ke stasiun Tanah Merah. Semua berpusat dan transit di stasiun Tanah Merah. Disini kita transit atau pindah jalur hijau, arah Joo koon (bukan ke tujuan Pasir Ris). Setelah melewati beberapa stasiun, atau sekitar 20 menit, turun di stasiun Outram Park, untuk transit atau pindah jalur ungu, arah Harbour Front (Punggol – Harbour Front). Naik jalur ini, turun di stasiun Harbour Front. Hanya selang sekitar dua stasiun. Pemberhentian di setiap stasiun, selalu ada peringatan, “Next statiun.. Stasiun Bugis..”

4. LRT.
Light Rail Transit atau Light Rapid Transit (LRT), mempunyai bentuk dan fungsi sama dengan MRT. Perbedaannya hanya, LRT beroperasional khusus untuk jalur dalam kota, atau disebut juga circle line. Cara pembayaran juga sama dengan alat transportasi lainnya, bisa menggunakan kartu standar, kartu EZ-link dan Kartu STP.

0 komentar:

Posting Komentar